Ucapkan doamu sebelum doa-doa diucapkan untukmu.
Khatoons Inc.
Penerbit dan Distributor Buku-Buku Islami
6650 Autumn Wind Circle
Clarksville, Maryland 21029 USA
Phone: (410) 531-9653
1 800 667-7884
Printed by: SECIL OFSET - December 2003
100 Yil Mahallesi MAS-SIT Matbaacilar Sitesi
4. Cadde No: 77 Bagcilar-Istanbul
Tél: +90 212 629 06 15
DAFTAR ISI
Anak-Anak Tersayang!
Anwar Dan Sang Burung
Kecil
Maqsud Dan Sang Anak Kucing
Sayid Dan Sang Cumi-Cumi
Kamal Dan Sang Kuda Laut
Karim Dan Kakek Hassan
Kakek Usman Dan Cucu Laki-Lakinya
Kelas Kita
Lampiran: Tipuan Evolusi
Anak-Anak Tersayang!
· Satu bab tersendiri
diperuntukkan bagi tumbangnya teori evolusi, karena teori ini menjadi dasar
dari seluruh filosofis anti-spiritual. Sejak Darwinisme menolak fakta
penciptaan—dan karenanya, juga menolak Keberadaan Allah—lebih dari 140 tahun
terakhir, telah banyak orang menyingkirkan keimanan atau jatuh dalam
keraguan. Karena itu, merupakan tugas
sangat penting untuk memperlihatkan pada setiap orang bahwa teori tersebut
adalah suatu penipuan. Berhubung beberapa pembaca mungkin hanya mendapatkan
kesempatan untuk membaca salah satu buku saja, kami anggap tepat kiranya
mempersembahkan sebuah bab untuk menceritakan subjek ini secara jelas.
· Seluruh buku penulis
menjelaskan isu-isu keimanan dalam ayat-ayat Al Quran. Penulis mengundang pembaca
untuk mempelajari firman-firman Allah dan melaksanakannya dalam kehidupan. Seluruh topik berkenaan dengan ayat-ayat
Allah dijelaskan sedemikian rupa hingga tidak menyisakan keraguan atau ruang
untuk bertanya-tanya dalam benak pembaca. Kesungguhan buku-buku ini,
kesederhanaan dan gaya yang fasih, menjamin bahwa siapa pun, berapapun umurnya,
apapun kelompok sosialnya, dapat memahami isi buku dengan mudah. Berkat narasi
yang efektif dan jelas, buku-buku ini dapat dibaca dalam sekali duduk Bahkan,
mereka yang bersikeras menolak spiritualitas, akan dipengaruhi oleh fakta-fakta yang
didokumentasikan buku-buku ini, dan tak dapat menyangkal kebenaran isinya.
· Buku ini, dan semua buku
lain karangan penulis dapat dibaca sendirian, atau didiskusikan dalam sebuah
kelompok. Pembaca yang antusias untuk memperoleh keuntungan dari buku-buku ini
akan menemukan manfaat diskusi, yang membiarkan mereka mengaitkan
refleksi-refleksi dan pengalaman-pengalaman satu sama lain.
· Sebagai tambahan,
penerbitan dan pembacaan buku-buku ini, yang ditulis semata-mata untuk Allah,
merupakan persembahan besar bagi Islam. Seluruh buku-buku penulis betul-betul
meyakinkan. Berdasarkan alasan itu, salah satu metode paling efektif untuk
mengomunikasikan agama sejati pada orang lain adalah dengan mendorong mereka
untuk membaca buku-buku ini.
· Kami berharap pembaca
akan memperhatikan ulasan-ulasan buku lain dari penulis di bagian belakang buku
ini. Sumber materinya yang kaya pada isu-isu keimanan sangat bermanfaat, dan
menyenangkan untuk dibaca.
· Tak seperti buku-buku
lainnya, dalam buku-buku ini, pembaca tidak akan menemukan pandangan-pandangan
pribadi penulis, penjelasan-penjelasan yang didasarkan pada sumber-sumber yang
meragukan, atau gaya-gaya yang luput dari penghargaan dan penghormatan atas topik-topik
yang suci. Begitupun, pembaca tak akan
menemukan keputusasaan dan argumen-argumen pesimistik yang menciptakan keraguan
dalam pikiran dan penyimpangan-penyimpangan hati.
ANWAR DAN SANG BURUNG KECIL
Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan
mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara)
selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. (QS.
al-Mulk, 67:19)
Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang
diangkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang beriman. (QS. an-Nahl, 16:79)
Ketika
Anwar sedang berjalan pulang dari sekolah, hujan mulai turun sangat lebat.
Setelah makan malam, sebelum memulai pekerjaan rumahnya, dia bertanya kepada
ibunya apakah dia boleh melihat hujan dulu sebentar. Ibu bilang bahwa Anwar
boleh melihatnya sebentar saja. Anwar melihat ke jendela dan mulai
memperhatikan hujan yang turun di luar. Ada orang berjalan di jalanan dengan
memakai payung, dan yang tidak mempunyai payung merapatkan diri mereka ke
bangunan. Tak lama kemudian, gumpalan hujan mulai terbentuk di mana-mana. Mobil
yang lewat memuncratkan air ke sisi jalan dan orang berlarian dari
pemberhentian agar tidak kebasahan. Anwar berpikir betapa menyenangkannya
berada di dalam rumah dan dia harus lebih bersyukur kepada Allah Yang telah
memberinya makanan dan rumah yang hangat untuk tinggal. Pada saat itu juga,
seekor burung jelatik hinggap di bingkai jendela. Anwar berpikir bahwa burung
malang itu pasti sedang mencari tempat berteduh dari hujan, dan dia segera
membuka jendela.
“Hai, namaku Anwar,” katanya. “Kamu boleh
masuk kalau kamu mau.”
“Terima
kasih, Anwar,” kata sang burung kecil. “Aku ingin menunggu di dalam sampai
hujan reda.”
“Kamu pasti kedinginan di luar sana,” Anwar ikut
merasakan “Aku belum pernah melihat burung sedekat ini sebelumnya. Lihat betapa
tipisnya kakimu! Bagaimana kakimu dapat menahan badanmu hingga tegak?”
“Kamu
benar, Anwar,” sang jelatik setuju. “Kami burung memiliki kaki yang tipis
dibanding tubuh kami. Namun, biarpun demikian, kaki-kaki tersebut mampu menahan
tubuh kami dengan sangat mudah. Ada banyak otot, pembuluh darah dan syaraf
didalamnya. Bila kaki kami lebih tipis atau lebih tebal lagi, akan sulit bagi
kami untuk terbang.”
“Terbang pasti
rasanya sangat menakjubkan,” pikir
Anwar. “sayapmu terlalu tipis, juga, namun kalian masih dapat terbang
dengannya. Jadi, bagaimana kamu dapat terbang sedemikian jauhnya tanpa merasa
lelah?”
“Saat
pertama kali kami terbang, kami menggunakan banyak sekali tenaga karena kami
harus mendukung berat badan kami pada sayap kami yang tipis,” mulai sang
jelatik. “Namun begitu kami di udara, kami menjadi santai dengan mebiarkan
tubuh kami terbawa angin. Jadi, karena kami menghabiskan lebih sedikit tenaga
dengan cara ini, kami tidak menjadi lelah. Saat angin berhenti bertiup, kami
mulai mengepakkan sayap kami lagi. Karena kelebihan yang telah Allah ciptakan
untuk kami, kami dapat terbang dalam jarak yang sangat jauh.”
Anwar
kemudian bertanya, “Bagaimana kamu dapat melihat sekelilingmu saat sedang
terbang?”
Sang jelatik menjelaskan: “Organ
indera terbaik kami adalah mata kami. Selain memberikan kemampuan untuk
terbang, Allah juga memberikan kami indera penglihatan yang sangat hebat. Jika
kami tidak memiliki indera penglihatan bersamaan dengan kemampuan ajaib kami
untuk bisa terbang, hal itu sangatlah berbahaya bagi kami. Kami dapat melihat
benda yang sangat jauh dengan lebih jelas daripada manusia, dan kami memiliki
jangkauan penglihatan yang luas. jadi begitu kami melihat bahaya di depan, kami
dapat menyesuaikan arah dan kecepatan terbang kami. Kami tidak dapat memutar
mata kami seperti manusia karena mata kami diletakkan pada pencengkramnya.
namun kami dapat menggerakkan kepala kami berputar dengan cepat untuk
memperluas wilayah penglihatan kami.”
Anwar
mengerti: “Jadi, itulah mengapa burung selalu menggerakkan kepala mereka: untuk
melihat ke sekeliling mereka. Apakah semua mata burung seperti itu?”
“Burung hantu dan burung-burung
malam hari lainnya memiliki mata yang sangat lebar,” sang jelatik melanjutkan.
“Berkat sel khusus dalam mata mereka, mereka dapat melihat dalam keremangan.
Karenanya, burung hantu dapat melihat dengan sangat baik untuk berburu di malam
hari. Ada juga jenis burung yang disebut burung air; Allah menciptakan mereka
agar mereka dapt melihat dengan sangat baik di dalam air. Mereka mencelupkan
kepala mereka ke dalam air dan menangkap serangga atau ikan. Allah menciptakan
kemampuan ini dalam burung-burung ini agar mereka dapat melihat dengan jelas di
dalam air dan menangkap mangsa mereka.”
“Tidak semua paruh burung sama,
nampaknya. Mengapa demikian?” Anwar bertanya.
“Allah
menciptakan berbagai jenis paruh yang berbeda untuk burung yang berbeda untuk
melakukan pekerjaan yang berbeda,” demikian jawabannya. “Paruh kamu sesuai
dengan sempurna terhadap lingkungan di mana kami tinggal. Ulat dan cacing
sangat lezat bagi kami para burung pemangsa serangga. dengan paruh kami yang
tipis dan tajam, kami dapat dengan mudah mengambil ulat dan cacing dari bawah
daun pohon. Burung pemakan ikan biasanya memiliki paruh yang panjang dengan
bentuk seperti sendok pada ujungnya untuk menangkap ikan dengan mudah. Dan
burung yang makan dari tumbuhan memiliki paruh yang membuat mereka dapat makan
dengan mudah dari jenis tumbuhan yang mereka sukai. Allah telah menyediakan
dengan sempurna untuk setiap makhluk di Bumi dengan memberikannya kemampuan
yang dia butuhkan.”
Anwar
punya pertanyaan lain untuk sang jelatik: “Kamu tidak mempunyai telinga seperti
yang aku punya, namun kamu masih dapat mendengarkan aku dengan sangat baik.
Bagaimana bisa?”
“Indera pendengaran sangatlah
penting bagi kami para burung. Kami menggunakannya untuk berburu dan saling
memperingatkan akan adanya kemungkinan bahaya sehingga kami dapat melindungi
diri kami. Sebagian burung memiliki gendang pendengaran yang membuat mereka
mampu mendengar suara yang paling kecil. Pendengaran burung hantu sangat peka
akan suara. Burung Hantu dapat mendengar tingkat suara yang tidak dapat
didengar manusia,” sang jelatik memberitahukannya.
Anwar kemudian bertanya: “Kalian
para burung berkicau dengan sangat merdu. Aku senang mendengarkan kalian. Untuk
apa kalian menggunakan suara kalian?”
Sang burung mengangguk: “Sebagian dari
kami memiliki kicauan yang berbeda untuk mengusir musuh kami. Terkadang kami
membuat sarang kami di dalam lubang pada batang pohon, dan ketika musuh mencoba
masuk, kami mendesis layaknya ular. Penyusup tersebut berpikir bahwa ada ular
di dalam sarang itu, sehingga kami dapat melindungi sarang kami.”
“Apa lagi yang kalian lakukan
untuk melindungi sarang kalian dari musuh?” Anwar ingin tahu.
“Kami membangun banyak sarang tipuan
untuk menyesatkan musuh kami,” kata sang burung. “Dengan cara ini kami membuat
para penyusup tersesat dan melindungi sarang dan telur kami yang telah kami
sembunyikan di daerah tersebut. Untuk melindungi sarang kami dari ular berbisa,
kami menutupi jalan masuk dan membuatnya sangat berliku-liku. Kewaspadaan
lainnya adalah membangun sarang pada pohon yang cabangnya berduri.”
“Bagaimanakah sebagian burung
dapat berenang dalam air? dan mengapa tidak semua burung dapat berenang?” Anwar
bertanya pada temannya.
Sang jelatik menjawab: “Allah
telah menciptakan sebagian dari kami dengan kemampuan untuk berenang. Dia telah
memberikan mereka kaki berselaput jala agar mereka mampu berenang saat masuk ke
dalam air. Sebagian lain dari kami memiliki jari tipis tanpa jala. jadi, selain
burung air, burung tak dapat berenang.”
“Sama seperti sepatu renang!” Anwar
berseru. “Saat aku berenang dengan memakai sepatu renang, aku dapat berenang
dengan jauh lebih cepat.”
“Ada beberapa burung yang telah
memiliki sepatu renang ini sejak lahir,” kata sang burung.
Saat Anwar dan sang burung sedang
berbincang-bincang, ibunya menyuruh Anwar untuk masuk ke kamarnya dan
mengerjakan pekerjaan rumahnya. Pada saat bersamaan, hujan pun telah reda.
Anwar berkata pada temannya:
“Sekarang aku harus masuk ke kamarku dan mengerjakan pekerjaan rumahku. Besok
aku akan bercerita kepada teman-temanku tentang kemampuan istimewamu, dan
bagaimana Allah telah menciptakan kamu dan makhluk lainnya melalui karya seni
kreatif yang sedemikian sempurna.”
“Hujan telah reda, jadi aku dapat
kembali ke sarangku,” jawab sang jelatik. “Terima kasih telah membawa aku
masuk, Anwar. Saat kau menceritakan temanmu tentang kami, Bisakah kamu
sampaikan juga kepada mereka untuk peduli kepada kami dan jangan melemparkan
batu kepada kami atau kepada makhluk lainnya?”
“Ya, tentu saja aku akan
menyampaikannya kepada mereka,” Anwar setuju. “Semoga Allah melindungimu.”
Anwar membuka jendela dan sang burung segera terbang, melayang menembus udara. Anwar memikirkan kesempurnaan dalam ciptaan Allah dan duduk mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Anwar membuka jendela dan sang burung segera terbang, melayang menembus udara. Anwar memikirkan kesempurnaan dalam ciptaan Allah dan duduk mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Teman Kecil Ali
Ali dan keluarganya pergi ke desa
di pagi hari pada hari minggu untuk piknik. Ibunya mengatur perlengkapan piknik
di atas tanah.
Ibunya telah memenuhi keranjang
dengan wortel, kesukaan Ali. Langsung saja, Ali duduk di bawah pohon. Dia
membaca buku dan memakan wortel. Dia melihat seekor kelinci mendekati
keranjang. Ali duduk perlahan, mencoba untuk tidak menakuti sang kelinci kecil.
“Kamu pasti lapar, kelinci
kecil,” katanya.
“Memang benar. Aku sangat suka
wortel,” sang kelinci setuju.
“Mari,” kata Ali: “Ayo makan
wortel-wortel ini bersama-sama dan berbincang-bincang. Ada banyak hal yang
ingin aku tanyakan kepadamu…”
Sang kelinci mulai berbicara: Kami para kelinci tinggal
di sarang yang disebut lubang kelinci, yang kami gali di bawah tanah. Dan
wortel sangat cocok dengan kehidupan kami di bawah tanah karena mereka tumbuh
di dalam tanah. Jadi kami dapat menemukannya dengan mudah. Wortel adalah
makanan kesukaan kami, dan Allah telah menciptakan wortel sedemikian sehingga
kami tidak kesulitan menemukannya. Karena Allah menghendaki seperti ini, kami
tidak mempunyai masalah dalam mencari makanan. Ini adalah salh satu keajaiban
ciptaan-Nya.”
Ali berpikir betapa Allah telah
menciptakan segalanya dengan cara yang tepat untuk digunakan para hewan. Dia
teringat akan jeruk yang dia makan di musim dingin. Dia mengagumi bagaimana
jeruk itu dikupas dari kulitnya dalam bentuk terpotong-potong sehingga dia
dapat dengan meudah memakannya. Apabila jeruk itu tercipta dalam bentuk yang
berbeda, pikirnya, mungkin akan sulit dimakan. Jeruk mengandung banyak Vitamin
C, yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, dan Ali bersyukur kepada Allah Yang
menciptakan jeruk dalam keadaan siap terpotong dan dikemas sedemikian rupa
sehingga orang mudah memakannya. Dan, tentu saja, merupakan nikmat lainnya
bahwa kita memiliki gigi untuk memakan jeruk. Allah juga memberikan kelinci
gigi depan untuk memotong wortel dengannya.
“Baiklah,” kata Ali, “Kemampuan istimewa apa lagi yang telah
diberikan Allah Yang Mahakuasa kepadamu?”
Sang kelinci menjawab: “Allah
telah memberikan setiap makhluk kemampuan untuk mempermudah hidupnya. Ada
banyak jenis kelinci dengan kemampuan yang berbeda-beda di dunia. Misalnya,
kelinci yang tinggal di daerah dingin biasanya berbulu putih, supaya mereka
sulit untuk dilihat dan dapat bersembunyi dengan mudah. Kelinci liar seperti
aku memiliki kaki dan telinga yang lebih panjang. Kelinci yang tinggal di gurun
pasir Amerika memiliki telinga yang besar. Telinga itu membantu kelinci untuk
mendinginkan tubuh di panasnya gurun.”
Ali mengangguk: “Setiap orang tahu cerita mengenai kamu
dan kura-kura. Kamu pelari yang cepat, bukan?”
“Ya,” sang kelinci mengangguk.
“Kaki belakangku lebih panjang dan lebih kuat dari kaki depanku. Jadi aku dapat
berlari secepat 40 sampai 45
mil per jam (60 km/jam dan 70 km/jam) dan terkadang
melompat sejauh 20 kaki (6
meter) dalam sekali lompatan.”
“Jadi, bagaimana kamu menemukan
rumah bawah tanahmu. Dan saat kamu tidak di sana, adakah kelinci lain yang
menempatinya?” Ali ingin tahu.
“Beberapa binatang menandai rumah mereka dengan aroma
bau,” teman barunya menjelaskan. “Misalnya, rusa kecil Afrika meninggalkan zat
yang dihasilkan dari kelenjar di bawah mata mereka. Bau dari zat ini menandai
wilayah tempat tinggal mereka. Kami mempunyai kelenjar di taring kami dan kami
menandai rumah kami dengan bau dari kelenjar tersebut. Jadi kelinci lain tidak
menempatinya dan kami dapat menemukan rumah kami dengan mudah. Tentu saja, ini
bukanlah hal yang kami lakukan dengan sendirinya, namun melalui tuntunan
Allah.”
“Apakah kamu mempunyai saudara
laki-laki dan perempuan?” tanya Ali.
“Kami para kelinci berkembang
biak dengan sangat cepat,” jawab temannya. “Induk kelinci hamil dalam waktu
yang sangat singkat, sekitar 28-33 hari. Induk kelinci melahirkan bayi kelinci
yang banyak dalam sekali waktu. Sebagai contohnya, aku mempunyai 15 saudara…
kelinci muda tinggal bersama induknya dalam waktu sekitar satu bulan. Dan
kelinci mempunyai sifat lain: kelinci dapat kawin 3-4 hari setelah dilahirkan.”
Pada saat itu, ayah Ali datang
dan bergabung dalam percakapan mereka.
“Aku bahkan tidak mengetahu semua
ini, kelinci kecil,” katanya: “Semoga Allah memberikan kebaikan kepadamu.
Betapa mengagumkannya Dia telah menciptakan seluruh jagat raya dan segalanya
dan setiap makhluk di dalamnya. Dalam Al Qur'an Allah Yang Mahakuasa berfirman:
(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak
ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia
adalah Pemelihara segala sesuatu. (QS. al-An’am, 6:102)
Dia telah memberikan kita semua nikmat yang kita miliki
agar kita bersyukur kepada-Nya dan mendapat pertolongannya di kehidupan dunia
ini di mana kita mengalami ujian yang mempersiapkan kita untuk kehidupan yang
abadi. Kamu tahu bahwa Allah berfirman kepada kita dalam Al Qur'an bahwa dia
telah menciptakan kita hanya untuk menyembah-Nya. Hal terbaik yang dapat kita
lakukan adalah bersyukur atas semua nikmat, mengatur kehidupan kitas sesuai dengan
Al Qur'an dan hidup untuk Allah. Allah berfiman dalam Al Qur'an:
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya
di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua
matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan
janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati
Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.
(QS. al-Kahfi, 18:28)
“Ayah,” tanya
Ali: “Kalau ayah coba lihat ke sekiling kita dan memikirkannya, ada begitu
banyak yang harus disyukuri, bukan? Pohon yang kita lihat setiap hari, burung
yang terbang, kelinci kecil… kalau ayah melihat itu semua dengan seksama, ayah
melihat rancangan sempurna pada setiap ciptaan tersebut. Dan hanya daya kreasi
yang sempurna dari Allah Yang Mahakuasa yang dapat melakukannya, bukan? Bila
tidak, bagaimana mungkin seekor kelinci menjadi cukup pintar untuk mendapatkan
semua keterampilan ini dengan dirinya sendiri?”
“Kamu
benar, Ali,” jawab sang kelinci: “Kalau Allah tidak memberikan kami semua
kemampuan kami saat Dia menciptakan kami, tidak satupun dari kami memiliki
kemampuan untuk mendapatkan itu semua dengan sendirinya.”
Ayah
Ali menambahkan: “Ali, bagus sekali kita melakukan piknik ini. Awalnya kamu
tidak mau pergi bersama kami, namun kemudian kamu berkenalan dengan kelinci
kecil ini dan perbincangan kamu telah membuatmu memikirkan beberapa hal.”
“Ayah benar,” Ali setuju. “Perbincangan kita telah
membantu aku untuk melihat Allah dalam setiap hal. Terima kasih, kelinci kecil,
aku harus pergi dengan ayahku sekarang. Aku akan menanyakan ibuku apakah kami
masih memiliki wortel lagi, bila iya, akan aku bawakan untukmu. Sampai jumpa
lagi, selamat tinggal.”
“Terima kasih, Ali,” kata sang kelinci
kecil. “Semoga Allah memberkatimu.”
Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptakan kamu dan
pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini (QS. al-Jathiyya,
45:3-4)
MAQSUD DAN SANG ANAK KUCING
Ada kejutan besar menunggu Maqsud
saat dia pulang dari sekolah. Ayahnya telah membelikannya seekor anak kucing
kecil. Maqsud akan menghabiskan waktu yang tersisa setelah mengerjakan
pekerjaan rumahnya dengan bermain bersama anak kucing miliknya yang lucu. Suatu
malam, saat dia di tempat tidur, dia terkejut melihat sang anak kucing
meninggalkan kamarnya dan menemukan piring susu dalam kegelapan di ruang tamu.
“Bagaimana kamu menemukan piring
susumu dengan demikian mudah dalam kegelapan seperti ini?” Maqsud bertanya,
terkagum-kagum.
“Kami tidak membutuhkan banyak
cahaya untuk melihat, Maqsud,” sang anak kucing mengeong. “Mata kami diciptakan
berbeda dari manusia. Pupil mata kami tumbuh sangat besar sehingga kami dapat
mengambil cahaya sebanyak mungkin dalam kegelapan. Dan kami para kucing
memiliki lapisan dalam mata kami yang tidak dimiliki manusia; lapisan ini
terletak tepat di belakang retina dan memantulkan kembali cahaya. Jadi, cahaya
melewati retina kami dua kali. Itulah mengapa kami dapat melihat dengan sangat
baik dalam gelap dan juga mengapa mata kami sangat bercahaya. Allah telah
menciptakan kami dengan segala kemampuan yang kami butuhkan untuk bertahan
hidup dalam berbagai macam keadaan. Sangatlah tidak mungkin, sebagaimana yang
disebutkan oleh teori evolusi, bahwa kami dapat mengevolusikan kemampuan ini
secara tidak sengaja selama perjalanan waktu. Allah telah menciptakan kucing dan
makhluk hidup lainya dengan sempurna dalam satu waktu.”
Maqsud berpikir sejenak: “Kami
manusia tahu bahwa walaupun kalian jatuh dari tempat yang tinggi kalian selalu
mendarat dengan kaki kalian. Bagaimana kalian melakukan itu?”
“Kamu benar,” kata sang anak
kucing. “Kami para kucing senang memanjat di sekitar pohon tinggi. Allah telah
memberikan kami kemampuan istimewa ini untuk melindungi kami agar tidak terluka
saat jatuh. Saat kami jatuh, kami menggunakan ekor kami untuk keseimbangan,
mengubah pusat gaya tarik tubuh kami dan mendarat dengan kaki kami. Kemampuan
untuk melindungi ini menunjukkan kasih sayang yang tiada akhir dan belas
kasihan dari Allah.”
Maqsud dengan lembut mengangkat
sang anak kucing dan memangkunya. Setiap hari, saat dia melihat salah satu dari
makhluk kecil yang manis ini, dia memikirkan betapa mereka adalah bukti yang
menakjubkan akan kekuatan kreatif mahatinggi milik Allah. Dan juga, cinta dan
kelembutan yang dia rasakan terhadap kucing tumbuh lebih besar lagi. Dan sang
anak kucing menunjukkan bahwa dia menyayangi Maqsud dengan mengeong setiap dia
mengelus bulunya.
Musa berkata: "Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada
di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal". (QS.
asy-Syu’araa’, 26:28)
Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada
di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia
menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya?
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada
Manusia. (QS. al-Hajj, 22:65)
SAYID DAN SANG CUMI-CUMI
Sayid menggunakan kesempatan liburan musim panas untuk
berenang sebanyak mungkin. Ayahnya memberikan dia sepasang kacamata selam agar
dia dapat melihat di bawah air. Sayid terkesima dengan keindahan menakjubkan
yang dilihatnya saat di dalam air. Suatu saat ketika dia sedang meilhat-lihat
di bawah air dengan kacamata selamnya, dia melihat sesuatu yang tidak tampak
seperti seekor ikan.
“Hai, siapa kamu?” Sayid memanggil.
“Tidak mengherankan kalau kamu
terkejut, Sayid!” sang makhluk memanggil kembali. “Aku seekor cumi-cumi. Orang
sering menganggap kami sebagai ikan; walaupun kami sangatlah berbeda. Misalnya,
kami tidak memiliki satu tulangpun dalam tubuh kami.”
Sayid terheran-heran, “Jika
kalian tidak memiliki tulang dalam tubuh kalian, bagaimana kalian bergerak?”
tanyanya.
“Bila kamu ingin mengetahu yang sebenarnya,” jawab sang
cumi-cumi, “Kami dapat bergerak dengan cara yang mengejutkan kamu. Tubuh kami
sangat lunak dan kulit kami sangat tebal. Kami memiliki otot di bawah kulit
kami yang kami gunakan untuk mengambil air ke dalam tubuh kami dan kemudian
meniupkannya ke luar dengan kuat. Begitulah cara kami berenang.”
“Dapatkah kamu ceritakan kepadaku
bagaimana tepatnya kalian melakukan itu?” tanya Sayid.
Sang cumi-cumi menjelaskan: “Kami
memiliki dua buah semacam kantung yang terbuka di tiap sisi pada kepala kami.
Melalui itu, kami menarik air ke dalam penampung di dalam tubuh kami, dan
kemudian kami mendorong air tersebut keluar dengan tekanan yang sangat kuat
melalui pipa sempit yang terletak tepat di bawah kepala kami. Dengan gaya yang
tercipta, kami dapat bergerak dengan cepat berlawanan arah air yang kami dorong
keluar. Dan kami juga dapat menyelamatkan diri dengan sangat cepat dari musuh
manapun yang mengejar kami.”
“Baiklah,” ujar Sayid,
“Katakanlah kalian tidak cukup cepat untuk menyelamatkan diri; apa yang kalian
lakukan kemudian?”
“Jika kami tidak cukup cepat
untuk melarikan diri,” lanjut sang cumi-cumi, “Kami memuncratkan segumpal tinta
hitam pekat ke arah musuh kami, yang membingungkan mereka. Hanya beberapa detik
saja yang kami butuhkan. Musuh kami tidak dapat melihat kami di balik gumpalan
hitam pekat dan kami dapat melarikan diri.”
Sayid terkesan: “Allah telah secara
khusus melengkapi kalian untuk menghadapi segala kesulitan yang mungkin kalian
hadapi. Aku pikir tidaklah kami manusia atau makhluk lainnya dapat meraih
kemampuan ini dengan diri kami sendiri.”
Sang cumi-cumi setuju: “ Kamu
benar, Sayid. Ini datang dari pengetahuan kereatif mahatinggi dari Allah Yang
Mahakuasa. Dia telah menciptakan semua makhluk yang kamu lihat dengan segala
sifat menakjubkan mereka. Tidak ada makhluk yang mampu meraih kemampuan ini
dengan sendirinya. Kekuatan dan Pengetahuan Allah ada di mana-mana, dan tidak
ada kekuatan yang terpisah dari-Nya.”
“Aku sangat senang telah berjumpa
denganmu, Tuan Cumi-cumi. Terima kasih atas penjelasannya,” ujar Sayid dan dia
pun berenang menjauh.
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi
syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan
mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu
Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi.
Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar. (QS. al-Baqarah, 2:255)
KAMAL DAN SANG KUDA LAUT
Kamal pergi bersama keluarganya
ke pantai di sebuah pondok liburan. Di sana terdapat sebuah akuarium di depan
sebuah toko kecil dengan beberapa makhluk laut yang menarik di dalamnya. Kamal
mendekati akuarium tersebut dan melihat seekor kuda laut berenang di seputar
dalam akuarium dengan pelan-pelan.
“Kamu sangat kecil,” kata Kamal.
“Aku pikir kuda laut lebih besar lagi.”
“Ya,” jawab sang kuda laut.
“Mereka yang melihat kami di buku-buku dan televisi berpikir bahwa kami jauh
lebih besar dari ukuran kami sebenarnya, yang hanya antara 2 dan 12 inci (4 dan
30 cm).”
Kamal melihat lebih dekat:
“Matamu dapat bergerak ke segala arah, ya? Dan karenanya kamu dapat mengetahui
apa yang terjadi di sekelilingmu.”
“Kamu benar,” sang kuda laut setuju. “Allah menciptakan
kepala kami pada sudut yang tepat terhadap kepala kami. Tidak ada makhluk laut
lain yang memiliki ciri seperti ini. Karenanya, kami berenang dengan tubuh kami
pada posisi tegak dan kami hanya dapat menggerakkan kepala kami ke atas atau ke
bawah. Sebenarnya, jika makhluk lain memiliki ciri seperti ini, mereka akan
kesulitan menggerakkan kepala mereka ke kiri dan kanan dan tidak akan mampu
melindungi diri mereka dari segala macam bahaya. Namun kami tidak mempunyai
masalah tersebut karena rancangan tubuh kami yang khusus.
Allah Yang Mahakuasa telah
menciptakan mata kami tidak saling bergantung satu sama lain dan mampu bergerak
dengan leluasa ke segala arah, dan saat mata itu bergerak mata dapat melihat
dengan mudah ke sekelilingnya. Jadi, walaupun kami tidak memalingkan kepala
kami dari sisi ke sisi, kami dapat melihat sekeliling kami.
Dengan kekayaan beraneka ragam
rancangan dan sifat-sifat menakjubkan yang Dia ciptakan dalam makhluk hidup,
Allah menunjukkan kepada kita pengetahuan yang tidak terbatas dan daya seni-Nya
yang tiada akhir.”
Kamal memikirkan pertanyaan lain yang ingin
ditanyakannya: “Ada hal yang membuatku ingin tahu: kamu tidak memiliki sayap
atau ekor, jadi bagaimanakah kamu bergerak ke atas dan ke bawah di dalam air?”
Sang kuda laut menjawab: “Kami
memiliki sistem khusus dalam berenang. Kami memiliki kantung renang dengan
semacam gas di dalamnya. Dengan melakukan perubahan yang diperlukan dalam
jumlah gas tersebut, kami dapat bergerak ke atas dan ke bawah di dalam air.
Jika kantung udara ini rusak, kami akan tenggelam ke dasar laut.
Dengan kata lain, bila terjadi
perubahan jumlah gas dalam kantung renang kami, kami akan mati. Allah telah
menetapkan jumlah ini dengan sangat hati-hati.”
“Sebuah rancangan yang sangat
menakjubkan!” hela Kamal.
“Seperti yang kamu lihat, teman kecilku,” sang kuda laut
meneruskan, “Allah telah menciptakan kuda laut dan setiap makhluk lainnya di
alam semesta dengan sifat-sifat mereka yang sempurna. Kami para kuda laut,
hanyalah salah satu dari banyak jenis makhluk di bawah laut, danrancangan kami
adalah contoh dari Kekuasaan yang tiada batas dan Pengetahuan tiada akhir milik
Allah.”
Saat percakapannya dengan sang
kuda laut berakhir, Kami kembali kepada ibunya. Rancangan yang menakjubkan dalam
binatang mungil ini membuat Kamal semakin ingin tahu mengenai daya seni kreatif
Allah.
KARIM DAN KAKEK HASSAN
Karim sedang melihat ke jendela, sudah tidak sabar
menunggu kakeknya. Sangat menyenangkan menghabiskan waktu bersama Kakek Hassan.
Akhirnya, kakeknya tiba. Karin berlari dengan gembira ke arah pintu dan
memeluknya. Seperti yang dia harapkan, kakeknya telah membawakannya sebuah
hadiah—mainan kesukaannya dan beberapa buku bergambar. Kakek Hassan senang
melihat cucunya sangat gembira. Dia berkata: “Hari ini, kakek harus mengerjakan
sesuatu di luar kota, kamu mau ikut dengan kakek? Kita dapat menikmati
perjalanan di luar bersama-sama.”
Karim dengan gembira menerimanya maka pergilah mereka. Mereka pun
meninggalkan kota, dan Karim sangat menikmati perjalanan kejutan ini.
“Udaranya sangat luar biasa,” dia
bernafas dalam-dalam. “Hari ini kita mengisi paru-paru kita dengan udara sejuk
ini. Karim berharap udara selalu seperti ini di dalam kota.”
“Itu akan sedikit sulit, Karim,”
jawab kakeknya, “karena buangan mobil, asap dari cerobong, terlebih di musim
dingin, dan langkanya pepohonan dan tumbuhan mencegah udara di kota dari
menjadi bersih.”
Karim merenung sejenak: “Karim
mengerti mengenai asap, tapi Karim belum begitu mengerti apa kaitannya tumbuhan
dengan ini. Pohon gunanya untuk menghasilkan buah dan memperindah kota, bukan?”
“Ya,” jawab Kakek Hassan, “Pohon dapat melakukan itu
semua; namun mungkin yang terpenting adalah, pohon juga membersihkan udara.
Pohon bernafas dengan cara yang sebaliknya dari makhluk hidup lainnya. Manusia
dan hewan mengambil oksigen dari udara, dan setelah menggunakannya dalam tubuh
mereka, mereka menghembuskan udara yang telah dipakai sebagai karbon dioksida.
Namun tumbuhan melakukan hal yang sebaliknya: tumbuhan mengambil karbon
dioksida dan melepaskan oksigen, yang dengan demikian tumbuhan membersihkan
udara. Ada sifat mengagumkan lainnya dari tumbuhan, Karim, dan Allah-lah, Yang
Mahabijaksana, Yang telah menciptakan semgalanya. Bila kamu mau, kakek bisa
menceritakan apa yang kakek ketahui mengenai tumbuhan.”
“Ya, silakan, Kakek; Karim ingin
mendengarnya!” jerit Karim dengan gembira.
Kakek Hassan mengambil nafas
dalam-dalam dan memulai, “Tumbuhan bernafas dalam sebuah proses yang disebut
fotosintesis.”
“Apakah fotosintesis itu?” Karim
memotong pembicaraan.
“Kakek akan mencoba
menjelaskannya kepadamu,” kata kakeknya, “tapi itu tidak akan mudah karena
sangat sulit dan rumit. Bahkan para ilmuwan masih mencoba untuk memahami proses
ini sepenuhnya.”
Karim berpikir sejenak: “Jadi,
tumbuhan bertahan hidup melalui sebuah proses yang para ilmuwan sedang mencoba
memahaminya. Saat kakek menyebut ‘proses’ Karim berpikir mengenai operasi
matematika dan rumus-rumus. Bahkan kami menganggap terkadang matematika sulit
untuk dipelajari, namun tumbuhan, yang tidak memiliki pikiran atau tubuh
seperti yang kita miliki, dapat melakukannya. Ini sebuah keajaiban!”
Kakek Hassan tersenyum: “Ya, itu benar-benar sebuah
keajaiban. Dari sejak tumbuhan diciptakan, tumbuhan telah melaksanakan proses
ini tanpa masalah. Di mana saja tumbuhan hijau berada, itu artinya di sana
terdapat sebuah pabrik yang menghasilkan gula dari karbon dioksida dan air
dengan menggunakan tenaga matahari. Walaupun kurang kita perhatikan, bayam yang
kita makan, sayuran kol dalam selada kita dan bunga ivy di rumah kita selalu
dalam kegiatan yang menghasilkan untuk kita. Ini adalah hasil dari kasih sayang
Allah Yang Mahakuasa, dengan pengetahuan-Nya yang mahatinggi, miliki untuk
manusia. Dia telah menciptakan tumbuhan demi kepentingan manusia dan seluruh
hewan. Proses yang tanpa cacat ini, yang bahkan teknologi masa kini pun tidak
dapat memahami sepenuhnya, telah digunakan oleh dedaunan selama jutaan tahun.
Dalam Al Qur'an, Allah memberitahukan kita bahwa seorang manusia tidak dapat
menciptakan sebuah pohon pun dari ketiadaan:
Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan
air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang
berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya?…
(QS. an-Naml, 27:60)
Karim terkagum-kagum dengan
tanaman yang dapat bernafas melalui proses kimia istimewa yang disebut
fotosintesis ini.
“Jadi, bagaimana proses ini
terjadi?,” dia ingin tahu. Sementara dia sedang memikirkan mengenai hal ini,
kakeknya melanjutkan ceritanya: “Dengan menggunakan tanah, udara dan matahari,
sel tumbuhan yang tidak memiliki kesadaran mengambil sejumlah mineral dan air
dari dalam tanah dan menghasilkan makanan untuk manusia. Dengan tenaga yang
tumbuhan ambil dari matahari, tumbuhan mengurai
bahan-bahan ini dan kemudian mengumpulkannya kembali untuk menghasilkan
makanan. Ini hanyalah garis besar dari proses tersebut, namun dalam tiap
tahapan kamu akan dapat melihat bahwa terdapat sebuah rencana yang sengaja dan
pintar. Jelaslah bahwa tujuan dari sistem operasi yang menakjubkan ini adalah
untuk menyediakan sumber kehidupan yang dirancang demi kepentingan manusia.”
“Jadi, apakah yang dilakukan oleh
daun?” tanya Karim.
Kakek Hassan melanjutkan: “Kamu tahu mikroskop yang kamu
miliki di laboratorium sekolah untuk meniliti banyak hal?… ketahuilah, jika
kita akan meneliti sehelai daun dari dekat di bawah sebuah mikroskop yang
sangat canggih, kita akan sekali lagi melihat kedahsyatan karya seni kreatif
Allah. Terdapat sebuah sistem produksi sempurna dalam tiap-tiap daun. Untuk
memahami sistem ini secara lebih baik, kita dapat membandingkan apa yang
terjadi dalam daun dengan perabotan yang kita gunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Saat kita memperbesar unsur-unsur dalam sehelai daun, kita melihat
sebuah pabrik makanan yang berproduksi secara otomatis dan teratur dengan
pipa-pipa yang bekerja terus-menerus, ruangan yang dibangun untuk proses
khusus, katup yang bekerja seperti kuali masak bertekanan tinggi dan tombol
yang tak terhitung jumlahnya sedang mengendalikan ribuan proses. Dan jika kita
melihat secara lebih teliti, kita melihat penghitung waktu, pengukur suhu,
pengatur kelembaban, tata cara pengendalian panas dan sistem umpan balik yang
diletakkan pada titik-titik tertentu.”
Karim berpikir sejenak: “Menakjubkan sekali bahwa semua
itu terjadi dalam sehelai daun kecil dan bekerja tanpa masalah.”
“Allah lah, Karim, Yang
memasukkan dan merancang sistem luar biasa ini,” Kakek Hassan mengingatkan
cucunya. “Dengan izin Allah, setiap daun di dunia telah memiliki sistem luar
biasa ini. Jangan sampai kau lupakan itu.”
Sambil mendengarkan Kakek Hassan,
Karim melihat sebuah pohon yang sangat besar, dan sebuah masalah muncul
untuknya. Dia mulai bertanya-tanya bagaimana sebuah pohon dapat bertahan hidup
tanpa menyelesaikan masalah itu. Dia segera bertanya kepada kakeknya: “Kakek,
pohon sangatlah tinggi. Bagaimana pohon mengambil air dan makanan dari dalam
tanah? Lihatlah pohon itu! Tinggi sekali, tapi daun di puncaknya tetap sangat
hijau.”
Kakek Hassan mengangguk: “Ingatkah kamu? Beberapa waktu
lalu Kakek membandingkan daun dengan pabrik; marilah kita membuat perbandingan
yang sama lagi. Pikirkanlah sebuah jalur pipa dengan pembungkus seperti
jaring-jaring di seluruh bagiannya; jalur pipa tersebut memastikan bahwa bahan
mentah sampai ke unit-unit produksi dan produk yang dihasilkan dari unit-unit
ini disalurkan dalam cairan seperti sirup yang dihasilkan di dalam daun ke
daerah lain sehingga seluruh bagian dalam pohon mendapatkan makanan. Saluran
ini diperuntukkan tidak hanya untuk mengangkut cairan penting ini; saluran ini
juga membangun sistem rangka pohon dan daunnya. Dalam bangunan yang dibangun
manusia, unsur yang menahan bangunan agar tetap tegak (besi beton dan penopang)
dan sistem pengairan dibangun secara terpisah. Merupakan rancangan yang
menakjubkan bahwa, dalam hal tumbuhan, kedua hal tersebut terjadi pada tempat
dan saat yang bersamaan.”
Karim berpikir: “Ini merupakan sistem yang menakjubkan.
Karim ingin tahu… ini bagaikan ada kalender
atau jam yang tersembunyi di dalam tumbuhan sehingga tumbuhan dapat melakuka
hal yang sama setiap saat tanpa kebingungan. Misalnya, setiap musim semi bunga
bermekaran dan setiap musim gugur, daun berjatuhan dari pohon. Bagaimana itu
bisa terjadi, Kakek?”
“Ilmuwan menyebut ini jam
biologis,” kakeknya menjelaskan. “Jam yang membuat penyesuaian waktu untuk
tumbuhan menghitung sampai seberapa lama cahaya matahari jatuh ke daun. Jam
biologis ini menghitung rentang waktu secara berbeda-beda untuk tiap tumbuhan.
Misalnya, sebagai hasil dari percobaan yang dilakukan pada kacang kedelai, kita
tahu bahwa tumbuhan mekar setiap tahun pada waktu yang bersamaan, tak peduli
kapan pun tumbuhan tersebut ditanam. Pastilah Allah Yang membuat penyesuaian
waktu dalam tumbuh-tumbuhan.”
Kakek Hassan dan cucunya berhenti di perkebunan di
tepi jalan. Setelah mendapat izin dari pemiliknya, mereka mengambil beberapa
plum, mencucinya dengan cermat dan mulai memakannya. Plum itu sangat lezat.
Kakek Hassan berkata, “Tahukah kamu, Karim, bahwa tenaga yang tumbuhan berikan
kepada kita sebenarnya berasal dari matahari?”
Karim terkejut: “Bagaimana maksud
kakek?” dia bertanya, “Saat kita memakan plum ini, apakah kita sebenarnya
sedang memakan matahari?”
Kakek Hassan tersenyum:
“Sebenarnya kita memakan matahari, tetapi secara tidak langsung. Kita semua
tahu bahwa sumber tenaga utama di bumi adalah matahari. Namun manusia dan hewan
tidak menggunakan tenaga ini secara langsung, karena kita tidak memiliki sistem
yang tepat. Kamu tahu bagaimana kita menggunakannya? Manusia dan hewan hanya
dapat memperoleh tenaga yang siap guna dari zat makanan yang dihasilkan
tumbuhan. Tenaga yang kita gunakan sebenarnya adalah tenaga matahari yang
diberikan kepada kita oleh tumbuhan. Misalnya, saat kita menghirup teh kita
sebenarnya menghirup tenaga dari matahari; saat kita mengunyah sepotong roti,
sebenarnya terdapat potongan energi matahari di sela-sela gigi kita. Kekuatan
dalam otot kita sebenarnya adalah bentuk lain dari tenaga matahari. Karena
tenaga ini, kamu dapat berlari dan bermain, Jadi bagaimana tumbuhan mengatur
ini? Tumbuhan melakukan beberapa kegiatan rumit agar dapat memberikan tenaga
matahari untuk kita. Apa yang membuat tumbuhan menghasilkan makanan mereka
sendiri dan memisahkan tumbuhan dari makhluk hidup lainnya adalah bahwa sel
tumbuhan berbeda dari sel manusia dan hewan; tumbuhan memiliki susunan dalam
selnya yang membuat tumbuhan mampu menggunakan tenaga matahari secara langsung.
Melalui bantuan susunan ini, tumbuhan mengubah tenaga matahari ke dalam bentuk
yang manusia dan hewan dapat gunakan sebagai makanan, dan tumbuhan menyimpan
tenaga ini dalam makanan dengan menggunakan rumus khusus yang tersembunyi.”
“Itu menakjubkan!” seru Karim, bergembira: “Allah telah
menciptakan segalanya untuk kepentingan manusia!”
Kakek Hassan setuju: “Maka, kita
harus memikirkan semua ini dan bersyukur kepada Allah bahwa Dia telah
memberikan begitu banyak nikmat. Allah berfirman kepada kita dalam Al Qur'an
bahwa kita harus bersyukur kepada-Nya:
supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh
tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? (QS. Ya Sin, 36:35)
Pelajaran kesukaan Karim adalah
Ilmu Pasti. Tiba-tiba, sebuah percobaan yang mereka lakukan di sekolah
terlintas ke dalam benaknya. Dia berpaling kepada kakeknya dan berkata: “Kakek,
kami melakukan percobaan di sekolah suatu hari. Guru kami memberikan pekerjaan
rumah untuk dikerjakan. Kami meletakkan sebutir kacang di dalam sehelai kapas,
menempatkannya di tempat terang dan memberikan air untuk beberapa hari. Tebak
apa yang terjadi!”
Kakek Hassan tersenyum lagi:
“Kacang tersebut mengeluarkan tunas, kan? Mari kita pikirkan itu. Itu
menunjukkan kepadamu kejadian alam yang paling mendasar; yang sebenarnya adalah
sebuah keajaiban. Kamu pernah melihat seekor kelinci ditarik keluar dari sebuah
topi kosong dalam pertunjukan sulap, kan?; hal itu hampir sama dengan tumbuhan
yang bertunas dalam sehelai kapas atau dalam tanah. Dalam pertunjukan sulap,
bagaimanapun, mata kita ditipu, namun tumbuhan yang muncul dari sebuah benih
kecil tidaklah menipu siapa pun. Dengan keajaiban semacam ini, Allah, Yang
Mahatahu, membuat tumbuhan dari benih kecil dan menunjukkan kepada kita dengan
jelas bahwa tidak ada makhluk hidup yang ada karena ketidaksengajaan. Mereka
yang berkata bahwa makhluk hidup muncul ke dalam kehidupan berdasarkan
ketidaksengajaan adalah menipu diri mereka sendiri, bukan begitu, Karim?”
“Ya, Kakek,” Karim setuju dengan
gembira.
Kakek Hassan melanjutkan: “Bagian dari
tumbuhan yang bertunas dari benih yang kecil menghujam ke dalam tanah dan
bagian lain tumbuh ke atas. Tanah cukup keras dan terkemas dengan ketat dan
sangat sulit untuk tumbuh ke dua arah. Tunas benih kecil ini tidak memiliki
kecerdasan dan kesadaran seperti kita, jadi sungguh merupakan keajaiban
bagaimana benih tersebut melakukannya.”
“Coba pikirkan apa yang terjadi
bila kita menaruh benih di dalam tanah namun tidak bertunas,” tangis Karim.
“Maka kita semua akan mengalami
masalah besar dalam mencari makanan untuk dimakan. Dan jika manusia dan
binatang tidak dapat menemukan sesuatu untuk dimakan, mereka perlahan-lahan
akan mati.”
Kakek Hassan menganggukkan
kepala: “Allah memperingatkan kita dalam Al Qur'an, Karim:
Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam. Kamukah yang
menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya? Kalau Kami kehendaki,
benar-benar Kami jadikan dia hancur dan kering, maka jadilah kamu heran dan
tercengang. (QS. al-Waaqi’ah, 56:63-65).”
Saat mereka berjalan, Karim mulai
memikirkan apa yang kakeknya telah sampaikan kepadanya. Dia menceritakan
kakeknya apa yang sedang dia pikirkan: “Tumbuhan sangat penting untuk
kelangsungan hidup kita, Kakek. Tumbuhan dapat membersihkan udara yang kita
hirup, tumbuhan memberikan kita makanan dan tenaga, tumbuhan menyediakan
buah-buahan dan sayuran yang lezat untuk kita dan membuat semua tempat menjadi
indah. Coba lihat. Lihatlah berapa banyak pohon, bunga, buah dan padi-padian
yang berbeda!”
“Terdapat nikmat lain yang kamu
lupakan,” kata kakeknya. “Nikmat itu datang dari tumbuhan, dan Allah berfirman
kepada kita dalam Al Qur'an:
yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka
tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu". (QS. Ya Sin, 36:80)
“Benar, bagaimana Karim dapat lupa?”
tanya Karim. “Kita membakar kayu dari pepohonan untuk menghangatkan tubuh.
Bahan mentah untuk buku, buku tulis, surat kabar dan semua jensi kertas berasal
dari pohon; seperti halnya juga korek api untuk membuat api, kursi berlengan
yang kita duduki, meja kita, pintu, jendela…”
Kakek Hassan setuju sepenuhnya:
“Terlepas dari kegunaan tumbuhan, tumbuhan juga memiliki sifat lain. Pohon
Pinus yang tumbuh di Amerika tengah dan selatan menarik dan menyediakan makanan
yang cocok bagi ulat hijau dan hitam dan kupu-kupu merah. Serangga ini bertelur
di pohon pinus sehingga pada saat menetas, serangga dari telur-telur tersebut
akan memiliki makanan yang enak untuk dimakan. Namun hal yang penting adalah:
sebelum serangga bertelur di pinus, Kupu-kupu memeriksa daunnya. Bila ada
serangga lain yang bertelur di sanan, kupu-kupu tahu bahwa akan sulit bagi dua
keluarga serangga untuk mencari makan dari daun-daun pada pohon yang sama, jadi
Kupu-kupu tersebut memutuskan untuk meninggalkan tumbuhan itu dan mencari daun
pohon mana yang masih tersedia.
Pohon pinus membentuk tonjolan
hijau pada permukaan daunnya. Dan beberapa jenisnya menghasilkan bintik-bintik
yang menyerupai telur kupu-kupu di bawah daunnya pada titik di mana
cabang-cabang bertemu. Saat ulat dan kupu-kupu melihat ini, ulat dan kupu-kupu
berpikir bahwa serangga lain telah lebih dahulu bertelur di daun tersebut. Ulat
dan kupu-kupu tidak bertelur di pohon itu, tetapi pergi mencari pohon yang
lain.”
“Sistem pertahanan yang luar
biasa!” kata Karim, terkesan.
“Ya, Karim,” Kakek Hassan mengambil
kesimpulan: “Allah-lah dengan pengetahuan-Nya yang tertinggi Yang telah
mengajarkan pohon ini bagaimana melindungi dirinya. Jangan pernah lupakan itu,
ya?”
KAKEK USMAN DAN CUCU
LAKI-LAKINYA
Segera setelah Idris pulang dari
sekolah, dia berlari menuju kakeknya dan menanyakan sesuatu yang ada di
pikirannya.
“Kakek,” katanya, “Idris ingin
menanyakan sesuatu.”
“Apa itu, Idris?” tanya Kakek
Usman.
“Kakek, di dalam bis, seorang
kakak perempuan menyampaikan kepada temannya betapa pentingnya kesabaran, dan
bagaimana kesabaran yang sejati seharusnya sebagaimana dijelaskan dalam Al
Qur'an. Dapatkah Kakek ceritakan kepada Idris apa artinya itu?”
Kakek Usman mengangguk: “Sebagian
besar orang tidak mengetahui apakah kesabaran yang sejati itu, dan bagaimana
orang yang sabar harus berperilaku. Sebagian orang berpikir bahwa kesabaran
hanya berarti menghadapi kesulitan dan keputusasaan dalam kehidupan dan
menerima itu semua dengan sabar. Tetapi Allah mengajarkan dalam Al Qur'an bahwa
kesabaran sejati sangatlah berbeda dengan pasrah atas suatu keadaan.”
Idris menanyakan pertanyaan lain: “Jadi, Kakek, apakah
sumber dari kesabaran tersebut dalam Al Qur'an?”
“Kamu tahu,
Idris,” jawab kakeknya, “bahwa jalan untuk meraih pertolongan, kasih sayang dan
kesenangan dari Allah adalah dengan sepenuhnya mematuhi hukum dan perintah-Nya
di dalam Al Qur'an. Allah menginginkan hamba-hamba-Nya untuk melaksanankan
nilai moral dari Al Qur'an sepenuhnya sampai akhir hidup mereka.. Dan rahasia
yang membuat mereka mampu untuk mematuhi perintah ini, mungkin datang, dari
kesabaran sempurna yang berasal dari iman. Seseorang yang mempelajari arti
kesabaran yang sebenarnya dapat bertingkah laku di jalan yang diinginkan Allah
darinya dan teratur dalam shalatnya. Orang beriman mengetahui bahwa pengetahuan
dan kebijaksanaan Allah ada dalam setiap hal, tidak ada yang terjadi tanpa
izin-Nya dan bahwa dalam setiap kejadian terdapat tujuan dan segala hal baik
yang tak terhitung yang telah Dia ciptakan.”
“Pada hal
itu, seseorang tidak boleh marah atas kejadian yang menimpanya, namun harus
bersabar,” kata Idris.
Kakek Usman tersenyum: “Tepat sekali, Allah adalah teman,
pelindung dan penolong orang beriman. Jadi, walaupun tidak terlihat seperti itu
pada awalnya, semua hal yang terjadi pada kita adalah untuk kebaikan kita
sendiri. Untuk itu, bagi orang beriman, menjadi sabar bukan berarti terpaksa
mengikuti perintah moral; sebaliknya, itu adalah perbuatan ibadah yang
dilaksanakannya dengan gembira dan kesenangan yang tulus. Orang beriman
mengetahui bahwa apa pun yang terjadi pada mereka telah diciptakan oleh Allah
dan kebaikan akan muncul darinya. Karena mereka tahu bahwa Allah telah
menetapkan takdir terbaik untuk mereka, mereka menghadapi semua kejadian dengan
kebahagiaan yang sangat besar dan kepuasan di dalam diri sendiri. Dalam Al
Qur'an, Allah berfirman:
(yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya. (QS. al-‘Ankabut,
29:59)
“Dalam hal itu, kesabaran orang beriman tidak akan
habis!” seru Idris dengan semangat. “Sekarang Idris mengerti apa yang kakak
perempuan di dalam bis itu katakan.”
Kakek Usman menjawab: “Benar, anakku. Manusia menunjukkan
kesabran karena itu merupakan perintah dari Allah, dan mereka tidak akan pernah
dalam keadaan di mana mereka kehilangan kesabaran. Sepanjang hidup mereka, mereka
melakukan perbuatan ibadah ini dengan gembira dan semangat.”
“Terima Kasih, Kakek,” kata Idris. “Sekarang Idris
mengerti bahwa kesabaran sangatlah penting, dan, jika Allah menghendakinya,
kesabaran seseorang tidak akan pernah habis.”
KELAS KITA
“Selamat pagi, anak-anak,” kata
Pak Guru di senin pagi.
“Selamat pagi, Pak,” jawab para
murid.
“Bagaimana liburan kalian?”
tanyanya.
“Sangat baik, Pak. Kami melempar
banyak bola salju dan membuat boneka salju!”
“Jadi, kalian menikmati turunnya
salju selama akhir pekan, ya” dia tersenyum pada anak-anak.
“Iya, Pak Guru, kami
bersenang-senang,” mereka menjawab.
Pak Guru melihat ke sekeliling
kelas dan mengernyitkan kening. “Bapak lihat ada dua orang murid yang tidak
datang ke sekolah hari ini.”
“Benar, Salim dan Aisya tidak
hadir hari ini.”
“Kalian tahu mengapa?”
“Mereka ada di rumah, Pak,” kata
anak-anak. “Mereka pasti sedang sakit.”
“Itu artinya mereka pasti bermain di
salju terlalu lama,” kata Pak Guru.
“Kami bermain di salju juga;
akankah kami jatuh sakit, pak guru?” tanya anak-anak, waspada.
“Jika kalian tidak berhati-hati
dan berada di luar bersama salju terlalu lama, kalian mungkin akan sakit.”
“Mengapa salju membuat orang
sakit? Kami senang saat salju turun. Dan kami senang bermain di salju.”
Pak Guru menjelaskan: “Penyebab
orang sakit adalah masuknya kuman ke dalam tubuh mereka. Seperti kalian
ketahui, kuman adalah organisme yang tidak terlihat. Kuman masuk ke dalam tubuh
kita dan mencoba membuat kerusakan. Bila kita tidak hati-hati akan kebersihan
kita, dan makan tanpa mencuci tangan, kuman dapat masuk ke dalam tubuh kita dan
menetap di dalamnya.”
“Apakah kita langsung sakit
begitu kuma masuk ke dalam tubuh kita, Pak?” murid-murid ingin tahu.
“Tidak,” jawabnya. “Kita tidak
selalu sakit. Saat Allah menciptakan kita, Dia memberikan tubuh kita sistem
kekebalan yang menakjubkan untuk melawan kuman. Kita tidak menyadarinya, namun
unsur sistem kekebalan ini melindungi tubuh kita layaknya sebuah pasukan.
Setiap unsur dari sistem kekebalan yang sangat rumit ini melakukan tugasnya
dengan sempurna.”
“Jadi, Pak, kenapa kita jatuh sakit? Apakah karena sistem
kekebalan kita tidak melakukan tugasnya?”
“Tidak, pada orang yang normal, sistem kekebalan
senantiasa bekerja. Tanpa pengetahuan kita, sistem kekebalan kita terlibat
dalam peperangan besar melawan kuman. Pertama-tama, sistem kekebalan mencoba
untuk mencegah kuman masuk dan tinggal di tubuh kita. Jika kuman berhasil masuk
ke dalam tubuh kita, sistem kekebalan akan menghancurkannya dengan segera.”
“Jadi kenapa kita jatuh sakit?” mereka masih ingin tahu.
“Kalau kita berada di luar dalam keadaan dingin terlalu
lama,” dia menjelaskan, “Dan jika kita tidak hati-hati saat kita makan, tubuh
kita kehilangan kekuatan. Saat ini terjadi, sistem kekebalan kita menjadi lemah
juga. Kuman yang belum dihancurkan berkembang biak dan menyebar dengan cepat ke
seluruh tubuh kita.”
“Jadi, saat ini terjadi, apakah kuman
mengambil alih seluruh tubuh kita?” mereka bertanya.
“Tidak.” dia melanjutkan. “Pada
saat itu, sistem kekebalan kita memulai peperangan yang bahkan lebih besar lagi
melawan kuman. Karena perang besar yang terjadi dalam tubuh kita ini, kita
mengalami demam, kita merasa kehilangan daya dan persendian kita mulai sakit.”
Para murid mengangguk. “Ya. Saat
itu terjadi, kita harus berbaring di tempat tidur.”
“Tentu saja, saat itu terjadi,
hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah beristiraha. Kalau kita dapat
istirahat yang banyak dan minum obat pada waktu yang bersamaan, dan kalau kita
memakan semua makanan kita, sistem kekebalan kita akan bertambah kuat dan
membantu kita. Jadi, pada waktu singkat sistem kekebalan akan mengalahkan kuman
dan melempar mereka keluar dari tubuh kita. Dengan cara ini, kita menjadi sehat
kembali.”
“Sekarang
kami mengerti mengapa kami sakit,” murid-murid berkata padanya. “Mulai saat
ini, kami akan sangat berhati-hati.”
“Benar” Pak Guru berkata: “Allah
memberikan kita nikmat yang sangat besar saat Dia menciptakan tubuh kita dan
dengan sistem pertahanan semacam itu di dalamnya. Kita harus sangat berterima
kasih kepada-Nya atas itu, dan menjaga diri kita sendiri agar kita tidak
kehilangan kesehatan yang Dia berikan kepada kita.”
LAMPIRAN:
TIPUAN EVOLUSI
Pada bagian buku ini,
kami akan memeriksa sejumlah gagasan yang dipegang oleh para penganut teori
evolusi, yang tidak meyakini keberadaan Allah, dan mencoba untuk menipu orang
lain dengan menyatakan bahwa segala sesuatu datang dengan sendirinya.
Namun ketika
seseorang mencoba menipu orang lain, kebenaran akan selalu datang pada
akhirnya. Jika orang yang terlibat dalam upaya penipuan itu memang pandai, ia
akan senantiasa menyadari bahwa dirinya telah berbohong. Dan karena para
penganut teori evolusi mengungkapkan kebohongan, mereka bersikap tidak
konsisten. Pada halaman-halaman berikut ini, kita akan melihat betapa tidak
rasionalnya pernyataan-pernyataan mereka, dan bagaimana tipuan mereka telah
disingkapkan.
APAKAH TEORI EVOLUSI
ITU?
Teori evolusi adalah
salah satu gagasan-gagasan keliru yang diajukan oleh orang-orang yang tidak
meyakini keberadaan Allah. Adalah Charles Darwin yang semula mengajukan teori
ini, sekitar 150 tahun lalu. Menurut teori yang tidak logis ini, segala sesuatu
muncul dengan spontan, melalui kejadian-kejadian yang tiba-tiba. Misalnya,
menurut Darwin, satu hari, ikan berubah menjadi reptilia secara kebetulan. Hari
lain, kejadian yang tidak direncanakan terjadi, dan seekor reptil berubah
menjadi seekor burung dan mulai terbang. Sementara untuk manusia, mereka
diturunkan dari kera-kera. Jelas tidak ada kebenaran dalam kebenaran ini. Satu-satunya
kebenaran adalah bahwa Allah menciptakan kita, semua makhluk hidup lainnya,
dunia dan alam semesta. Darwin dan cendekiawan lain yang menyatakan ini, telah
mengungkapkan suatu kebohongan besar.
Atom adalah
partikel-partikel terkecil pembentuk seluruh materi, hidup ataupun tidak. Ini
berarti, apapun di sekeliling kalian, termasuk kalian sendiri, telah dibentuk
melalui penyatuan berjuta-juta atom. Para penganut teori evolusi (mereka yang
mempercayai bahwa Darwin itu benar) mengatakan bahwa atom-atom secara kebetulan
menyatu bersama, dan bahwa makhluk-makhluk hiduppun kemudian bermunculan.
Menurut klaim yang tidak masuk akal ini, suatu hari, angin ribut atau badai
topan akan terjadi dan atom-atom ini akan bergabung bersama-sama.
Menurut skenario
Darwin, atom-atom ini bergabung untuk membuat sel-sel. Seperti kalian ketahui,
setiap makhluk hidup terbuat dari sel-sel. Kumpulan sel ini lalu berkombinasi
membentuk mata kita, telinga, darah, jantung, pendeknya, seluruh tubuh kita.
Kalian harus
mencamkan dalam benak bahwa sel-sel adalah sistem yang sangat rumit. Dalam
setiap sel, terdapat pelbagai organel yang berbeda. Kita dapat membandingkan
sel dengan sebuah pabrik yang luarbiasa besar. Dalam sebuah sel, terdapat
pabrik-pabrik pemroduksi, pengirim bahan-bahan, gerbang-gerbang keluar – masuk,
pusat-pusat produksi, pembawa-pembawa pesan, pusat-pusat kontrol energi, dan
lain-lain. Mungkinkah sebuah pabrik muncul tiba-tiba dengan sendirinya, dengan
batu, tanah, dan air yang datang bersama sesudah badai, dan semua ini terjadi
secara kebetulan? Tentu saja tidak! Setiap orang akan menertawakan pernyataan
yang menggelikan. Biarpun begitu, para penganut teori evolusi membuat sebuah
pernyataan yang ganjil dengan mengatakan, “Sel terbentuk secara kebetulan.”
Biarkan Para Penganut Teori
Evolusi Melakukan Percobaan!
Biarkan para penganut
teori evolusi menyediakan tong besar. Dalam tong itu, biarkan mereka meletakkan
seluruh atom yang mereka inginkan. Izinkan mereka memasukkan dalam tong
tersebut apapun yang mereka kehendaki. Biarkan mereka meletakkan semua bahan
mentah yang diperlukan untuk membuat makhluk hidup di dalam tong itu. Biarkan
mereka melakukan apapun yang mereka inginkan, semaunya. Mereka dapat menyimpan
dan mengamati tong itu selama berjuta-juta tahun. (Mereka dapat mendelegasikan
tugas tersebut pada para penganut teori evolusi yang lebih muda, mengingat satu
masa kehidupan nyaris tak cukup panjang untuk pekerjaan itu.)
Apa yang akan terjadi
sebagai hasil dari semua ini?
Apakah pikirmu ceri,
melon, stroberi, plum, violet, mawar, gajah, jerapah, singa, kambing, kelinci,
lebah, kucing, anjing, tupai, dan ikan bisa muncul dari tong ini? Dapatkah
seseorang yang berpikir, yang menjadi senang atau bahagia, yang menyukai
mendengarkan musik dan membaca buku-buku, kemungkinan keluar dari dalamnya?
Tentu saja tidak! Tidak ada seorangpun,
seperti profesor yang terus mengamati tong tersebut, keluar dari dalam tong.
Bukan cuma seorang profesor, satu sel pun dari trilyunan sel dalam tubuh
profesor tersebut, tidak ada yang muncul.
Atom-atom tidak
memiliki kehidupan. Dapatkah materi yang tidak memiliki kehidupan ini muncul
bersamaan untuk menghasilkan makhluk yang hidup, bisa tertawa, dan berpikir?
Tentu saja tidak. Tak
ada makhluk hidup yang bisa muncul dari tong tersebut. Karena makhluk hidup tak
terbuat dari potongan-potongan materi yang tidak memiliki kehidupan, yang
disatukan secara kebetulan. Allah menciptakan semua makhluk hidup. Allah
menciptakan manusia, pegunungan, danau-danau, kambing-kambing, singa, dan
bunga-bunga, ketika tak ada apapun yang muncul. Ia menciptakan segala sesuatu
dari ketiadaan hanya dengan memberikan perintah “Jadilah!”
BAGAIMANA, MENURUT PARA PENGANUT TEORI
EVOLUSI, MAKHLUK HIDUP BERKEMBANG?
Allah menciptakan
semua spesies, dan tak satu pun di antara spesies-spesies ini dapat berkembang
dari yang lain. Ini karena setiap spesies memiliki ciri-ciri yang unik.
Namun, teori evolusi
keliru mengklaim bahwa makhluk hidup berkembang sepanjang waktu, mengembangkan
ciri-ciri yang berbeda, dan berubah menjadi makhluk-makhluk lain. Kalian semua
sudah menyaksikan kura-kura, kadal, ular; para penganut teori evolusi membuat
klaim yang tak masuk akal bahwa reptil-reptil (binatang melata) ini berubah
secara kebetulan menjadi burung.
Maka, apa
peristiwa-peristiwa yang mereka klaim telah menyebabkan reptil berubah menjadi
makhluk hidup lain? Para penganut teori evolusi percaya bahwa evolusi terjadi
sebagai hasil dari dua peristiwa terpisah yang terjadi secara sinambung,
disebut ‘mutasi’ dan ‘seleksi alam’. Ini, sesungguhnya, adalah keyakinan yang
tidak masuk akal, dan suatu pemikiran tanpa dasar ilmiah.
Apakah Seleksi Alam
Itu?
Penjelasan paling
sederhana untuk seleksi alam adalah bahwa makhluk yang paling kuatlah yang akan
selamat, sementara makhluk yang lemah akan menghilang. Mari jelaskan ini dengan
sebuah contoh: bayangkan sekelompok rusa, yang kerap diserang oleh
binatang-binatang buas. Ketika serangan itu terjadi, rusa akan berlari kencang,
dan hanya rusa yang paling tangkas dan lari paling cepatlah yang akan selamat.
Pelan-pelan, rusa yang lemah dan lamban akan sepenuhnya menghilang, karena para
pemangsa berhasil memburu mereka. Hanya tertinggal kini rusa-rusa yang sehat
dan kukat. Karena itu, setelah beberapa waktu, kumpulan itu hanya akan terdiri
dari rusa-rusa yang kuat.
Apa yang sudah kita
katakan sejauh ini sungguh-sungguh benar, namun hal-hal ini tidak berkaitan
dengan evolusi. Bertentangan dengan hal ini, para penganut teori evolusi yakin
bahwa sekumpulan rusa seperti itu dapat pelahan berkembang menjadi jenis hewan
lain, jerapah misalnya. Kalian bis amelihat betapa kelirunya mereka! Tak peduli
seberapa cepat seekor rusa berlari, atau seberapa jauh ia memanjangkan lehernya
ke atas, rusa itu tidak dapat berubah menjadi binatang lain, seperti seekor
singa atau jerapah. Perubahan seperti ini hanya terjadi dalam dongeng-dongeng
saja. Kalian mungkin mengetahui kisah tentang kodok yang berubah menjadi
seorang pangeran. Satu-satunya cara (THE ONLY TIME) kodok dapat berubah menjadi
seorang pangeran hanya ada dalam dongeng. Bagaimanapun, dalam kehidupan nyata,
tidaklah mungkin seekor rusa berubah menjadi seekor singa atau makhluk hidup
lainnya. Kendati demikian, para penganut teori evolusi tetap berkeras bahwa
binatang-binatang itu dapat melakukannya!
Apa yang Dimaksud dengan Mutasi?
Mutasi adalah perubahan-perubahan berlawanan yang terjadi dalam tubuh yang
hidup. Radiasi atau unsur-unsur kimiawi dapat menyebabkan mutasi. Efek radiasi
atau unsur-unsur kimiawi dalam makhluk-makhluk hidup selalu mencederai. Hampir
60 tahun silam, saat Perang Dunia Dua, sebuah bom atom dijatuhkan di kota
Hiroshima di Jepang. Bom atom itu menyebarkan radiasi sekeliling wilayah
tersebut, dan ini menyebabkan cedera yang luarbiasa pada orang-orang. Radiasi
tersebut menyebabkan sebagian besar orang yang terkena meninggal dunia atau
menderita sakit parah. Lebih dari itu,
radiasi menghancurkan beberapa sistem tubuh, dan pada gilirannya menyebabkan
anak-anak mereka terlahir lumpuh atau
sakit.
Maka, dengan ingatan akan bencana seperti itu, inilah apa yang diinginkan
oleh para penganut teori evolusi agar kita yakini: Satu hari, seekor ikan
mengalami mutasi. Misalnya, ikan itu terkena, seperti orang-orang Hiroshima,
radiasi atau hal sejenis itu. Sebagai hasil mutasi ini, beberapa perubahan
terjadi dalam tubuh ikan, dan suatu hari, ikan itu berubah menjadi buaya. Ini
jelas klaim yang betul-betul edan.
Lebih dari itu, seperti kami jelaskan di atas, mutasi selalu membahayakan
makhluk-makhluk hidup. Menjadikan mereka lumpuh atau sakit parah.
Kita dapat membandingkan klaim para penganut teori evolusi dengan contoh
berikut ini: Jika kalian memegang kapak dan menghantamkannya ke televisi hitam
putih, dapatkah kalian mengubahnya menjadi televisi berwarna? Tentu saja tidak!
Kalau kamu secara acak memukul televisi dengan sebuah kapak, kalian hanya akan
mendapatkan televisi yang rusak. Dengan cara yang sama, memukul sesuatu dengan
kapak secara sembrono, tak dapat tidak, pasti akan merusaknya. Karena itu,
mutasi hanya akan merusak makhluk hidup.
FOSIL-FOSIL YANG TAMPAKNYA TIDAK AKAN
DITEMUKAN OLEH PARA AHLI EVOLUSI
Fosil adalah bagian
dari seekor binatang atau tumbuhan yang telah mati lama berselang—biasanya
ribuan atau bahkan jutaan tahun lalu.
Fosil tersimpan dalam formasi-formasi batuan di lapisan kerak bumi. Agar
tetumbuhan atau binatang dapat menjadi sebuah fosil, ia harus terkubur
secepatnya begitu mengalami kematian. Misalnya, kalau ada seekor burung di
tanah dan setumpuk pasir menimbunnya, maka sisa-sisa burung ini dapat tersimpan
jutaan tahun lamanya. Demikian pula jika terdapat getah damar pepohonan yang
menjadi fosil melalui proses-proses geologis—lantas disebut “amber [getah beku berwarna kekuningan, biasanya dibentuk menjadi
manik-manik perhiasan]”. Pada peristiwa
masa lalu, getah pepohonan ini memerangkap serangga yang merayap di batang pohon. Batang pohon itu kemudian mengeras, dan amber serta serangga di dalamnya ikut
terawetkan tanpa kerusakan selama jutaan tahun, sampai sekarang. Ini membantu
kita memahami lebih banyak makhluk-makhluk yang hidup lama berselang. Sisa-sisa
spesies yang terawetkan disebut fosil.
Apa yang Dimaksud dengan Fosil
“Bentuk Peralihan”?
Kekeliruan terpenting yang ditemukan oleh para pakar evolusi berkaitan
dengan “bentuk-bentuk peralihan (transitional
forms).” Dalam sejumlah buku evolusi, kadang-kadang ini disebut sebagai
“bentuk-bentuk transisi antara/pertengahan.”
Seperti kalian ketahui, para ahli evolusi mengklaim bahwa makhluk-makhluk
hidup berkembang satu sama lain. Mereka
juga menyatakan bahwa makhluk pertama muncul secara kebetulan. Mereka ingn kita
percaya bahwa makhluk itu pelan-pelan berubah menjadi makhluk lain, dan bahwa
makhluk lain berubah menjadi makhluk yang lainnya lagi, begitu seterusnya. Para
ahli evolusi mengatakan bahwa ikan, misalnya, adalah keturunan dari seekor
makhluk yang menyerupai bintang laut. Ini berarti, suatu hari, seekor bintang
laut kehilangan salah satu tangannya karena mutasi. Selama jutaan tahun
berikutnya, bintang laut itu kehilangan lengannya lebih banyak lagi, kecuali
beberapa lengan yang mulai berkembang menjadi sirip-sirip yang sesuai..
Sementara itu, secara simultan, semua perubahan lain yang diperlukan oleh
bintang laut untuk menjadi seekor ikan, terjadi (Tak satupun hal seperti ini
bisa terjadi, tentunya, namun kita hanya mengingatkan diri kita sendiri tentang
apa yang diinginkan oleh ahli-ahli evolusi agar kita yakini). Menurut
pakar-pakar evolusi ini, bintang laut telah melewati pelbagai fase yang
mengubah mereka menjadi seekor ikan.
Jadi,
binatang-binatang imajiner dalam tahapan perubahan mereka disebut sebagai
spesies pertengahan dalam proses evolusi. Lagi-lagi, sesuai dengan klaim para
penganut teori evolusi yang tidak masuk akal, makhluk-makhluk itu mestinya
memiliki beberapa sisa atau belum sepenuhnya membentuk bagian-bagian tubuh.
Misalnya, spesies pertengahan yang dinyatakan terbentuk ketika ikan berubah
menjadi binatang melata, mestinya memiliki kaki-kaki, sirip, paru-paru, dan
insang “setengah dewasa’. Kita harus ingat bahwa jika makhluk aneh seperti itu
benar-benar pernah hidup di masa lalu, kita pasti akan menemukan fosil
sisa-sisa jasad mereka. Menarik bahwa sampai sejauh ini, tak satu fosilpun dari
spesies pertengahan yang menurut para ahli evolusi ini ada, telah ditemukan.
APA YANG TERJADI
SEPANJANG PERIODE KAMBRIUM?
Fosil-fosil makhluk hidup paling tua
berasal dari waktu yang dikenal sebagai periode Kambrium, sekitar 500 juta
tahun lalu. Makhluk-makhluk yang hidup sepanjang periode Kambrium juga
membuktikan bahwa teori evolusi benar-benar keliru. Bagaimana bisa demikian?
Makhluk-makhluk ini muncul tiba-tiba
sepanjang periode Kambrium. Sebelumnya, tak ada makhluk hidup yang ada di
planet ini. Fakta bahwa makhluk-makhluk ini muncul tidak dari mana-mana dan
semuanya secara tiba-tiba adalah bukti bahwa Allah menciptakan mereka dengan
seketika. Jika teori yang diusulkan oleh para pakar evolusi itu benar, maka
makhluk-makhluk ini mestinya tumbuh pelahan dari nenek moyang yang lebih
sederhana. Jelas-jelas tidak ada jejak dari organisme semacam itu dalam
rekaman-rekaman fosil. Fosil-fosil memperlihatkan bahwa makhluk-makhluk
ini—seperti makhluk hidup lainnya—muncul tiba-tiba sepanjang periode Kambrium,
dengan ciri-ciri mereka seutuhnya, tetapi tanpa nenek moyang evolusioner tempat
asal mereka berkembang. Ini merupakan bukti paling nyata bahwa Allah telah
menciptakan mereka.
Misalnya, ada makhluk yang disebut
trilobita yang hidup sepanjang periode Kambrium, kendati kita tidak bisa lagi
melihatnya karena sudah punah. Trilobita memiliki mata yang sangat rumit, tapi
sempurna. Mata ini dibuat dari ratusan
sel berbentuk sarang lebah, yang memungkinkan trilobita melihat dengan jelas.
Jelas bahwa makhluk hidup dengan karakteristik yang luarbiasa seperti ini tidak
mungkin muncul secara spontan berkat bantuan sesuatu yang sifatnya kebetulan
saja.
KEKELIRUAN PERUBAHAN
IKAN MENJADI
BINATANG MELATA
(REPTILIA)
Para ahli evolusi mengatakan bahwa reptilia berkembang dari ikan. Menurut
mereka, suatu hari, ketika makanan di lautan menjadi sedikit, ikan memutuskan
untuk mencari makanan di darat, dan ketika mereka berada di daratan, mereka
berubah menjadi reptil-reptil agar mampu bertahan hidup di darat. Seperti dapat
kalian saksikan, ini merupakan gagasan yang absurd, karena setiap orang tahu
apa yang akan terjadi pada ikan jika mereka muncul ke daratan: Ikan-ikan itu
akan mati!
Pernahkah kalian memancing? Coba pikirkan! Apa yang akan terjadi jika
seekor ikan mengambil umpan, dan terkait pada joranmu, dan kalian
menyelamatkannya, membawanya pulang ke rumah, agar bisa beristirahat di kebun
belakang? Seperti yang baru saja kita katakan, ikan itu akan mati. Kalau kalian
pergi memancing lagi, dan kali ini membawa pulang banyak ikan, lalu membawa
mereka semua ke kebun belakangmu, maka, apa yang akan terjadi? Hal yang sama:
ikan-ikan itu akan mati semuanya!
Biarpun begitu, para ahli evolusi menolak menyetujui. Mereka bilang, salah
satu dari ikan di kebun belakangmu tiba-tiba mulai berubah ketika sedang
sekarat, dan berubah menjadi seekor reptil, dan terus hidup! Ini benar-benar
tidak mungkin!
Semua itu tidak mungkin karena ada begitu banyak perbedaan antara ikan dan
makhluk-makhluk daratan, dan seluruh perubahan ini tidak dapat terjadi begitu
saja secara kebetulan, dengan tiba-tiba.
Mari kita urutkan daftar beberapa hal yang diperlukan ikan agar bisa
bertahan di daratan:
1.
Ikan menggunakan insang untuk bernapas di air. Namun, ikan di darat tidak
dapat bernapas tanpa insangnya, karena itu mereka akan mati jika meninggalkan
air. Ikan akan membutuhkan paru-paru
untuk bernapas di darat. Mari kita andaikan bahwa ikan memutuskan untuk
meninggalkan air dan tinggal di daratan kering: dari mana ia akan mendapatkan
paru-parunya? Lebih dari itu, ikan bahkan tak tahu apa itu paru-paru!
2.
Ikan tidak memiliki sistem ginjal seperti kita, namun mereka akan
membutuhkannya untuk hidup di darat. Jika ikan memutuskan untuk pindah ke
daratan kering, jelas bahwa ikan tidak akan mampu menemukan ginjal untuk
dirinya sendiri, di manapun.
3.
Ikan tidak punya kaki, itulah sebabnya mereka tidak dapat berjalan ketika
mencapai pantai. Lalu, bagaimana ikan pertama yang memutuskan untuk muncul ke
daratan akan menemukan kaki untuk dirinya sendiri? Mengingat ini tidak mungkin,
jelas bahwa para penganut teori evolusi juga keliru soal yang satu ini.
Itulah tiga dari ratusan hal yang mesti dimiliki ikan agar bisa bertahan
hidup di daratan.
Tentang Ikan yang Disebut Coelacanth
Selama
bertahun-tahun, para ahli evolusi kerap menggambarkan ikan yang disebut
“coelacanth” sebagai bentuk peralihan yang nyaris mencapai daratan. Dalam semua
buku dan majalah, para penganut teori evolusi menggambarkan ikan ini sebagai
bukti teori mereka. Mereka berpikir bahwa coelacanth
sudah ada sejak lama, sebelum akhirnya punah. Itulah sebabnya mengapa mereka
menyusun serangkaian kisah palsu ketika meneliti fosil-fosil ikan ini.
Kemudian, hanya
beberapa tahun silam, seorang nelayan menangkap seekor coelacanth di jaringnya. Sejak itu, banyak ikan sejenis tertangkap.
Menjadi jelas bahwa coelacanth itu
hanya ikan biasa. Lebih dari itu, coelacanth
tidak pernah bersiap-siap untuk hidup di darat, seperti dinyatakan oleh
para penganut teori evolusi. Ahli-ahli evolusi itu mengatakan, “Ikan ini
tinggal di air yang sangat dangkal, karena itu ia siap untuk pergi ke daratan.”
Pada kenyataannya, coelacanth tinggal
dalam air yang sangat dalam. Ikan itu bukanlah bentuk peralihan seperti yang
diinginkan para evolusi akan kita yakini. Coelacanth
adalah ikan yang nyata. Masih banyak lagi gagasan-gagasan palsu para penganut
teori evolusi yang sejak itu lalu terbongkar!
TIDAK BENAR BURUNG-BURUNG
BEREVOLUSI DARI REPTILIA
Pernyataan keliru
lain yang dibuat oleh para ahli evolusi adalah tentang bagaimana burung muncul
di dunia ini.
Kisah panjang mereka
adalah bahwa reptilia yang hidup di pepohonan mulai melompat dari satu pohon ke
pohon lainnya, dan ketika mereka melompat, mereka menumbuhkan sayap. Namun ada
kisah panjang lain ketika sejumlah reptil mencoba untuk menangkap
serangga-serangga terbiasa untuk berlari dan mengepakkan tangan. Maka, lengan
merekapun berubah menjadi sayap.
Membayangkan dinosaurus
menumbuhkan sayap sembari berlari, tidakkah ini ganjil dan menggelikan? Hal-hal
seperti ini hanya terjadi dalam kisah-kisah atau kartun-kartun saja.
Malah ada hal yang
lebih penting. Para penganut teori evolusi mengatakan bahwa dinosaurus besar menumbuhkan
sayapnya ketika mencoba menangkap serangga. Lalu, bagaimana serangga itu
sendiri mampu terbang di udara? Darimana sayap-sayapnya muncul? Ketika mereka
mencoba untuk menjelaskan bagaimana seekor dinosaurus raksasa dapat terbang,
bukankah semestinya mereka menjelaskan terlebih dahulu bagaimana seekor
serangga kecil mampu melakukannya? Tentu saja mereka harus melakukannya.
Namun inilah titik
yang tidak pernah dapat dijelaskan oleh para ahli evolusi. Serangga adalah
salah satu dari makhluk terbang terbaik di bumi. Serangga dapat mengepakkan
sayap 500 sampai 1000 kali per detik. Seperti kalian ketahui, serangga dapat
bermanuver di udara dengan mudah. Tak peduli berapa banyak kisah yang dapat
dituturkan para ahli evolusi, para pakar ini masih belum dapat menjelaskan
bagaimana sayap-sayap burung muncul. Kebenarannya begiini: Allah telah
menciptakan sayap-sayap burung dan serangga, bersamaan dengan kemampuan mereka
untuk terbang.
Archaeopteryx, yang disebut oleh para ahli
evolusi sebagai suatu bentuk peralihan, pada kenyataannya adalah burung yang
sudah berbentuk sempurna!
Biarkan kami berikan
padamu beberapa perbedaan di antara binatang melata (reptil) dan burung.
1. Burung punya
sayap, tapi reptil tidak memilikinya.
2. Burung punya bulu,
reptil bersisik.
3. Burung punya
sistem tengkorak yang unik, dan tulang mereka berlubang di tengahnya. Ini
membuat mereka lebih ringan dan memudahkan mereka untuk terbang.
Semua itu hanyalah
beberapa perbedaan yang segera terlihat. Terdapat berbagai perbedaan lain di
antara makhluk-makhluk ini.
Jika satu spesies
reptil telah berubah menjadi burung, mestinya ada banyak makhluk yang hidup di
antara reptil dan burung, yang memperlihatkan tahap-tahap perubahan ini.
Para pemburu fosil
seharusnya mampu setidaknya menemukan satu di antara fosil-fosil ini. Yaitu,
mestinya ada makhluk-makhluk bersayap setengah, dengan badan setengah berbulu
dan setengah bersisik, dengan mulut setengah paruh. Fosil-fosil mereka
semestinya telah ditemukan, namun tak ada binatang semacam itu pernah ditemukan
di antara begitu banyak fosil di bumi. Fosil-fosil yang ditemukan tergolong
pada reptil sempurna, atau burung sempurna. Ini berarti, burung tidak
berevolusi dari reptil. Allah menciptakan burung-burung, persis seperti Ia
telah menciptakan semua makhluk hidup lainnya.
Tetapi, karena para
ahli evolusi tidak ingin menerima ini, mereka mencoba untuk meyakinkan orang
bahwa apa yang mereka katakan itu benar, dengan menciptakan kisah-kisah. Mereka
menemukan fosil seekor burung yang disebut Archaeopteryx,
yang hidup kurang lebih 150 juta tahun lalu. Ahli-ahli tersebut mengklaim
bahwa burung ini merupakan bentuk peralihan dari dinosaurus dan burung. Namun,
mengatakan bahwa Archaeopteryx adalah
leluhur burung-burung, benar-benar tidak masuk akal.
Archaeopteryx adalah burung yang betul-betul
sempurna!
Karena:
1. Archaeopteryx memiliki bulu, seperti burung-burung kita saat ini.
2. Archaeopteryx memiliki tulang dada yang sama, yang padanya sayap burung tersambung,
seperti burung-burung terbang lainnya.
3. Archaeopteryx tidak mungkin merupakan leluhur semua burung, karena fosil-fosil burung
yang lebih tua dari Archaeopteryx sudah
ditemukan.
KISAH PANJANG EVOLUSI
MANUSIA
Para ahli evolusi
menyatakan bahwa manusia berevolusi dari kera, dan bahwa kera, karena itu,
merupakan leluhur-leluhur kita. Baik Darwin maupun ahli-ahli evolusi lainnya
tidak pernah memiliki bukti untuk mendukung klaim itu, yang sepenuhnya hanya
rekaan belaka.
Pada kenyataannya,
salah satu alasan mengapa teori evolusi terpikirkan di tempat pertama adalah untuk
membuat manusia melupakan bahwa Allah telah menciptakan mereka. Jika orang
percaya bahwa mereka muncul ke dunia secara kebetulan, dan bahwa
leluhur-leluhur mereka adalah binatang, maka mereka tidak akan merasa memiliki
tanggungjawab terhadap Allah. Pada gilirannya kelak, hal ini menyebabkan mereka
melupakan semua nilai-nilai agamanya dan menjadi egois. Orang-orang yang egois
kehilangan perasaan-perasaan yang baik seperti cinta pada masyarakat dan
keluarga mereka. Kalian lihat, para ahli evolusi mencoba untuk mengarahkan
orang pada perasaan-perasaan semacam itu. Itulah sebabnya mengapa mereka
mencoba untuk menyebarluaskan teori evolusi. Tujuan mereka adalah membuat orang
melupakan Allah, sehingga, kepada setiap orang, mereka berkata, “Allah tidak
menciptakan dirimu. Kamu diturunkan dari kera, dengan kata lain, kamu adalah
binatang yang maju.”
Sesungguhnya, Allah
menciptakan umat manusia. Dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya, manusia
adalah satu-satunya makhluk yang dapat berbicara, berpikir, bergembira dan
mengambil keputusan, cerdas, dapat membangun peradaban dan berkomunikasi pada
level yang tinggi. Allah-lah Pemberi ciri-ciri ini pada umat manusia.
Para Ahli Evolusi Tidak Dapat Menawarkan Bukti
Apapun Bahwa Umat Manusia Berasal dari Kera
Dalam bidang sains, penting sekali menghasilkan “bukti.” Ketika kalian
menyusun sebuah klaim atau teori, dan jika kalian ingin orang lain
mempercayainya, maka kalian harus memperlihatkan sejumlah bukti. Misalnya, jika
kalian memperkenalkan diri pada seseorang dan berkata, “Namaku Umar” dan orang
itu mengatakan, “Aku tidak percaya bahwa namamu adalah Umar,” maka, dalam kasus
tersebut, kalian harus memiliki sejumlah bukti bahwa namamu sesungguhnya adalah
Umar. Apa yang bisa menjadi bukti dirimu? Sebuah KTP dapat menghadirkan bukti,
atau akte kelahiran, atau paspor, atau mungkin kartu rapor sekolahmu. Jika
kalian perlihatkan salah satu dari bukti
ini pada orang itu, ia akan percaya padamu.
Sekarang, biarkan kami memberimu sebuah contoh ilmiah. Ada seorang ilmuwan
bernama Isaac Newton yang hidup di abad delapanbelas, dan disebutkan telah
menemukan daya tarik bumi (gravitasi). Ketika orang bertanya padanya apa yang
membuatnya begitu yakin, ia menjawab, “Ketika sebuah apel jatuh dari sebatang
pohon, apel itu jatuh ke tanah. Tidak menggantung di udara.” Itu berarti ada
kekuatan atau gaya yang mendorong apel ke tanah, suatu gaya yang disebutnya
“gravitasi”.
Karena itu, para ahli evolusi harus
memperlihatkan sejumlah bukti untuk membuat teori mereka meyakinkan. Misalnya,
teori evolusi menyatakan bahwa orang-orang berasal kera. Kita, karenanya, perlu
bertanya pada mereka: Dari mana Anda dapatkan gagasan ini, dan di mana
buktinya?
Jika leluhur manusia memang benar-benar kera, kita semestinya berharap
menemukan fosil-fosil setengah manusia-setengah kera untuk menegaskannya.
Namun, fosil semacam itu belum pernah ditemukan. Kita hanya menemukan
fosil-fosil manusia atau kera. Ini berarti bahwa para ahli evolusi jelas belum
punya bukti bahwa kera adalah leluhur manusia.
Namun, para pakar ini masih mencoba untuk menyesatkan orang dengan
teori-teori mereka.
Beberapa Tipuan Para
Penganut Teori Evolusi:
1.
Para penganut evolusi
membicarakan fosil-fosil spesies kera yang telah punah, seakan-akan jenis kera
itu termasuk dalam makhluk setengah manusia-setengah kera.
Pasti kalian pernah
melihat gambar seperti di atas di suatu tempat. Para pakar evolusi
menggunakannya untuk menipu orang-orang. Sebenarnya, makhluk seperti itu tidak
pernah ada. Di masa lalu, terdapat manusia dan keras, persis seperti sekarang.
Kedua kelompok itu, dulu maupun sekarang, sepenuhnya terpisah dan tidak
berhubungan satu sama lain. Tak satupun makhluk setengah kera-setengah manusia
seperti terlihat dalam gambar-gambar halaman sebelum ini, yang pernah hidup di
muka bumi. Hal itu tidak akan pernah terjadi.
Seperti telah kami nyatakan sebelumnya, tak satu fosilpun ditemukan
untuk membuktikan klaim tersebut.
Namun, para ahli
evolusi terus-menerus mencoba tipuan-tipuan baru pada topik ini. Misalnya,
ketika menangani sebuah fosil dari suatu spesies kera yang sudah punah, mereka
mengklaimnya seolah benar-benar tergolong dalam makhluk yang terletak di antara
peralihan kera dan manusia. Karena orang-orang tidak memiliki informasi memadai
menyangkut topik ini, mereka cenderung mempercayai apa yang dikatakan oleh para
penganut teori evolusi.
2.
Para penganut evolusi
memperlakukan fosil-fosil manusia dari ras-ras yang berbeda seakan mereka
benar-benar makhluk setengah kera-setengah manusia.
Seperti kita ketahui,
terdapat berbagai kelompok etnis di dunia: Afrika, China, Pribumi Amerika,
Turki, Eropa, Arab, dan banyak lainnya. Jelas, orang-orang yang termasuk pada
kelompok etnik yang berbeda terkadang memiliki ciri-ciri yang berbeda.
Misalnya, orang-orang Cina memiliki mata berbentuk almond, dan beberapa orang
Afrika berkulit sangat gelap dengan rambut yang sangat keriting. Ketika kalian
melihat seorang Pribumi Amerika, atau seorang Eskimo, kalian akan segera
mengetahui bahwa mereka tergolong pada kelompok etnis yang berbeda. Di masa
lalu, ada banyak kelompok etnis lainnya, dan beberapa ciri mereka mungkin
berbeda dari orang-orang di masa sekarang ini. Misalnya, tengkorak orang-orang
ras Neanderthal lebih besar daripada tengkorak orang-orang yang hidup hari ini.
Otot-otot mereka juga lebih kuat daripada kita.
Kendati demikian,
para penganut Teori Evolusi menggunakan perbedaan-perbedaan antarras ini
sebagai cara untuk menipu orang lain. Misalnya, ketika menemukan tengkorak
seorang Neanderthal, mereka mengatakan, “Ini adalah tengkorak leluhur manusia
yang hidup sepuluh ribu tahun silam.” Terkadang, tulang-tulang yang ditemukan
lebih kecil dibanding rata-rata ukuran tulang manusia sekarang ini. Dengan
menunjukkan fosil tengkorak semacam itu, para pakar evolusi akan mengatakan,
“Pemilik tengkorak ini berada pada titik perubahan dari seekor kera menjadi
manusia.”
Pada kenyataannya,
bahkan hingga hari ini, masih terdapat anggota suatu kelompok etnis yang
memiliki tengkorak berukuran lebih kecil daripada ukuran rata-rata. Misalnya,
volume tengkorak Pribumi Australia (orang-orang Aborijin) benar-benar kecil,
tapi ini tidak berarti bahwa mereka adalah makhluk setengah kera-setengah
manusia. Mereka adalah manusia normal, seperti kalian dan manusia lainnya.
Dengan demikian, kita
dapat melihat bahwa fosil-fosil yang dilukiskan oleh para pakar evolusi sebagai
bukti evolusi manusia dari kera, sebenarnya tergolong dalam spesies kera awal
atau ras manusia yang kini telah punah. Ini berarti, makhluk-makhluk setengah
manusia-setengah kera tersebut tidak pernah ada.
PERBEDAAN TERBESAR
Perbedaan terbesar antara kera dan
manusia adalah bahwa manusia memiliki jiwa, sementara kera tidak memilikinya. Manusia memiliki
kesadaran: mereka berpikir, bicara, dan menyampaikan pemikiran-pemikirannya
pada orang lain dalam kalimat-kalimat rasional, membuat keputusan-keputusan,
merasakan, mengembangkan selera-selera, mengetahui tentang seni, lukisan,
membuat lagu-lagu, menyanyi, dan penuh dengan cinta serta nilai-nilai moral.
Semua kemampuan ini unik sifatnya bagi jiwa manusia. Hanya manusialah yang
memiliki ciri-ciri unik ini. Para pakar evolusi tidak mampu menjawab pertanyaan
ini. Guna menyamai manusia, seekor kera
harus melewati banyak perubahan fisik dan kecakapan unik bagi manusia. Adakah
kekuatan alam lain yang dapat memberikan kemampuan seperti melukis, berpikir,
atau menyusun komposisi pada kera? Jelas tidak! Hanya manusia yang diciptakan
Allah dengan kemampuan seperti itu, dan Ia tidak memberikan salah satu dari
kecakapan tersebut pada binatang. Seperti telah kita lihat, tidaklah mungkin
bagi kera untuk berubah manjadi manusia. Manusia sudah menjadi manusia sejak
hari mereka diciptakan. Ikan akan selalu menjadi ikan, dan burung-burung
senantiasa menjadi burung. Tidak ada makhluk yang merupakan leluhur dari
makhluk lainnya. Allah adalah Pencipta umat manusia dan semua makhluk hidup
lainnya. Alasan yang diklaim oleh para penganut Teori Evolusi tentang manusia
yang diturunkan dari kera adalah kemiripan fisik di antara keduanya. Tetapi,
banyak terdapat makhluk lain di Bumi yang malah lebih menyerupai manusia.
Kucing dan anjing menyimak dan mengikuti perintah, seperti manusia. Apa yang
kalian pikirkan jika seseorang mengatakan bahwa manusia diturunkan dari anjing,
burung beo, atau gurita? Kalian lihat, tak ada perbedaan antara gagasan ini dan
kisah-kisah yang direka oleh para penganut teori evolusi.
ALLAH ADALAH PENCIPTA SEMUANYA
Tuhan kita adalah Yang meletakkan milyaran potongan informasi ke tempat
yang begitu kecil,sehingga kita bahkan tidak dapat melihat tanpa peralatan
khusus.
Allah adalah Yang telah menciptakan kita, mata kita, rambut kita, dan kaki
kita.
Ia juga Pencipta keluarga kita, orangtua, saudara lelaki dan perempuan,
teman-teman dan guru.
Allah adalah Pencipta makanan yang kita sukai, selai, sereal dan pasta,
juga buah-buahan dan sayuran yang membuat kita sehat dan kuat. Jika Allah tidak
menciptakannya, kita tidak akan pernah mengetahui bagaimana rasa stroberi.
Allah juga telah memberikan kita indera pengecap dan pencium. Jika ia tidak
memberikan kita kemampuan-kemampuan ini, kita tidak akan dapat mengecap rasa
bahan-bahan yang kita makan. Hal yang sama juga terjadi—apakah kita makan
kentang atau kue. Allah tidak sekadar menciptakan makanan-makanan yang lezat
dan berbau sedap, Ia juga memberikan kita kemampuan-kemampuan yang memungkinkan
kita menikmatinya.
Ada beberapa hal yang kalian sukai. Kalian menikmati dan memikirkannya
sebagai kesenangan. Hal Misalnya, makanan penutup yang kalian santap dengan
nikmat, sebuah permainan yang kalian nikmati permainannya, atau pergi bersama orang-orang yang kalian
cintai. Apapun itu, kalian tidak boleh melupakan bahwa Allah-lah Yang
memungkinkan kalian untuk menikmati hal-hal semacam itu.
Karena Allah penuh belas kasih pada kalian, Ia selalu memberi kalian
benda-benda yang indah dan menyenangkan.
Sebagai permulaan, ada saat di mana kalian tidak ada. Pikirkanlah, kalian
tidak ada sebelum dikandung Ibu. Kalian tiada. Allah menciptakanmu. Ia
membuatmu dari ketiadaan.
Karena itu, kita harus bersyukur pada Allah untuk setiap momen kehidupan
kita. Dalam segala hal yang kita nikmati, dan kita cintai, kita harus mengingat
Allah, dan berkata, “O Allah, selamanya aku bersyukur padaMu atas segala
rahmatMu.” Jika kita mendapatkan diri berada dalam situasi yang tidak kita
sukai, kita semestinya berdoa lagi pada Allah, karena Ialah satu-satuNya yang
dapat mengatasi keadaan.
Allah senantiasa mendengar doa-doa kita dan menanggapinya. Allah mengetahui
apa yang kita pikirkan di kedalaman hati kita; Ia mendengar dan menjawab setiap
doa.
Apa yang harus kita lakukan adalah mempersembahkan rasa terimakasih bahagia
kita kepada Tuhan kita yang telah menciptakan kita, dunia, dan seluruh rahmat
yang dikandungnya. Dengan mengetahui bahwa Allah senantiasa bersama kita, bahwa
Ia melihat dan mendengarkan kita setiap saat, maka kita harus senantiasa berada
dalam perilaku terbaik kita.
Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain
dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. al-Baqarah, 2:32)
File Word https://drive.google.com/open?id=0B_jqnlDcppPKOVRxT3JyQjdHZjA&authuser=0
No comments:
Post a Comment